Ichsan Widitianto
4KA31 - 14113196
1. Arsitektur Telematika
Istilah arsitektur mencakup merancang atau mendesain
sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem diolah dan
ditempatkan agar komponen tersebut dapat berinteraksi. Arsitektur sistem harus
berdasarkan konfigurasi sistem secara keseluruhan yang akan menjadi tempat dari
DBMS, basis data dan aplikasi yang memanfaatkannya yang juga akan menentukan
bagaimana pemakai dapat berinteraksi dengannya. Sehingga dapat diartikan, Arsitektur
Telematika adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara
lapisan aplikasi (application layer dan lapisan data dari sebuah arsitektur
layer – layer TCP/IP) yang dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi
dengan teknologi informasi.
2. Arsitektur Client-Server Telematika
Karena
keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah Arsitektur Client-Server.
Arsitektur Client-Server merupakan sebuah aplikasi yang bertugas untuk membagi
pekerjaan antara server(penyedia layanan) dan client. Client dan server
terkadang menggunakan jaringan komputer pada hardware yang terpisah. Sedangkan
server dapat menjalankan satu atau lebih program untuk memberikan data-data
pada client. Arsitektur client – server telematika terdiri dari 2 buah arsitektur
yakni, arsitektur sisi client dan sisi servernya.
a. Arsitektur dari sisi client
Arsitektur dari sisi klien mengarah pada pelaksanaan
data pada browser sisi koneksi HTTP. Contohnya adalah JavaScript dari
sisi eksekusi client dan cookie dari sisi penyimpanan pada client. Beberapa
ciri khas dari sisi client, sebagai berikut :
- Selalu memulai permintaan ke server.
- Menunggu dan menerima balasan dari server.
- Biasanya terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu.
- Biasanya berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan antarmuka pengguna seperti antarmuka pengguna grafis. Khusus jenis klien mencakup: web browser, e-mail klien, dan online chat klien.
b. Arsitektur dari sisi server
Pada
sisi server, terdapat server Web khusus yang mengeksekusi perintah dengan
menggunakan metode HTTP. Contoh dari sisi server adalah penggunaan CGI script
yang tertanam di halaman HTML, hal tersebut dapat memicu terjadinya perintah
untuk mengeksekusi. Beberapa ciri khas dari sisi server, sebagai berikut :
- Menunggu permintaan dari salah satu client.
- Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
- Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
- Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
- Client dan server dikembangkan oleh berbagai perusahaan software besar seperti Lotus, Microsoft, Novell, Baan, Informix, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar pada era ini.
1) Arsitektur Single-Tier
Pada Arsitektur Single-Tier, semua komponen produksi dari
sistem dijalankan pada komputer yang sama. Beberapa sifat dari Single-Tier
antara lain :
- Sederhana dan alternatifnya sangat mahal.
- Membutuhkan sedikit perlengkapan untuk dibeli dan dipelihara.
- Kelemahan pada keamanan dari arsitektur ini yaitu rendahnya dan kurangnya skalabilitas.
2) Arsitektur Two-tier
Pada Arsitektur Two-tier, antarmuka pengguna ditempatkan di
lingkungan desktop dan sistem manajemen database. Biasanya dalam sebuah server,
yang lebih kuat merupakan mesin yang menyediakan layanan bagi banyak klien.
Pengolahan informasi dibagi antara sistem interface lingkungan dan lingkungan
server manajemen database. Arsitektur two-tier lebih aman dan terukur daripada
pendekatan single-tier. Mempunyai database pada komputer yang terpisah
meningkatkan kinerja keseluruhan situs. Kelemahannya adalah biaya yang mahal
dan arsitektur yang kompleks.
3) Arsitektur Three-tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab
keterbatasan pada arsitektur two-tier. Konsep model three-tier adalah model
yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi
mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan. Three-tier client dan
server arsitektur digunakan untuk meningkatkan performa untuk jumlah pengguna
besar dan juga meningkatkan fleksibilitas ketika dibandingkan dengan pendekatan
dua tingkat. Kekurangannya adalah pengembangan lebih sulit daripada
pengembangan pada arsitektur dua lapis.
Pada tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan
diantara sistem user interface lingkungan klien dan server manajemen database
lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti
pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server.
Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier :
- Keluwesan teknologi,
- Mudah untuk mengubah DBMS engine,
- Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda,
- Biaya jangka panjang yang rendah,
- Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan,
- Keunggulan kompetitif,
- Kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi.
Daftar Pustaka :
http://aditpato7.wordpress.com/2011/10/26/arsitektur-telematika/
http://dim24.wordpress.com/2011/10/20/arsitektur-telematika/
http://supriyaniely.blogspot.com/2012/10/arsitektur-telematika-dari-sisi-client.html
Contoh Kasus :
Kejahatan Kartu Kredit
Polda DI Yogyakarta menangkap lima carder dan mengamankan barang bukti bernilai puluhan juta, yang didapat dari merchant luar negeri. Begitu juga dengan yang dilakukan mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandung, Buy alias Sam. Akibat perbuatannya selama setahun, beberapa pihak di Jerman dirugikan sebesar 15.000 DM (sekitar Rp 70 juta).
Para carder beberapa waktu lalu juga menyadap data kartu kredit dari dua outlet pusat perbelanjaan yang cukup terkenal. Caranya, saat kasir menggesek kartu pada waktu pembayaran, pada saat data berjalan ke bank-bank tertentu itulah data dicuri. Akibatnya, banyak laporan pemegang kartu kredit yang mendapatkan tagihan terhadap transaksi yang tidak pernah dilakukannya.
Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan kartu kredit oleh orang yang tidak berhak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan si penyerang dengan sengaja menggunakan kartu kredit milik orang lain. Kasus cybercrime ini merupakan jenis carding. Sasaran dari kasus ini termasuk ke dalam jenis cybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).
Solusi yang harusnya dijalankan adalah adanya cyberlaw, penggunaan enkripsi dan adanya dukungan lembaga khusus yang dapat memberikan informasi mengenai cybercrime. Namun sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki perangkat perundang-undangan yang mengatur tentang cyber crime belum juga terwujud. Cyber crime memang sulit untuk dinyatakan atau dikategorikan sebagai tindak pidana karena terbentur oleh asas legalitas. Untuk melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelaku cyber crime, asas ini cenderung membatasi penegak hukum di Indonesia untuk melakukan penyelidikan ataupun penyidikan guna mengungkap perbuatan tersebut karena suatu aturan undang-undang yang mengatur cyber crime belum tersedia. Asas legalitas ini tidak memperbolehkan adanya suatu analogi untuk menentukan perbuatan pidana. Untuk itu harus adanya tindakan tegas dari pemerintah untuk mengatur undang-undang yang berhubungan dengan kasus ini dan juga harus bekerja sama dengan tenaga ahli di bidang telematika untuk mengurangi bahkan mencegah tindakan serupa yang bisa merugikan orang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar