Nama : Ichsan Widitianto
Npm :14113196
Kelas : 2KA31
PENGERTIAN
DAN PROSES PRODUKSI
- Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik
bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari
(2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
- Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila
ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi
menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling,
proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002).
Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous
processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila
di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah
sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak
terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi
produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor
seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas
produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan
proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut
ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi
produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan
sebagai berikut (Yamit, 2002):
- Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang
atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa
penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan
tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam
jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk
bersifat standar.
- Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar
aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe
ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau
menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang
dalam proses.
- Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses
produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan
berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas secara penuh.
Persediaan Bahan Baku
- Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan.
Pengendalian persedian merupakan fungsi manajerial yang
sangat penting karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah
terbesar. Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak
dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan
mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam
investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak
mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena
kekurangan bahan.
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah
umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang
disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya
internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam
proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan
komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Fungsi-fungsi persediaan antara lain (Handoko, 2002) :
- Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara
internal dan ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan
tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang
diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan
atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.
- Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit
saat produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya
pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
- Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang
sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan
barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak
terganggu.
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai
karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya,
persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
- Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
- Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
- Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
- Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
- Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
- Peranan Persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar
jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk
memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi
perusahaan, antara lain berguna untuk:
- Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
- Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
- Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan.
- Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
- Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.
- Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan atau penjualannya.
Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan
karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan
suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan, dapat
memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor
waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan
(Assauri, 1999).
- Arti Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan yang berbeda-beda
dalam menentukan tingkat persediaan produk jadi. Tujuan adanya persediaan
produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permintaan. Persediaan dapat
difungsikan untuk memenuhi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai
akibat permintaan yang disimpan perusahaan. Oleh karena itu tingkat persediaan
produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan memegang peran yang sangat
penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan (Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan persediaan barang
yang diproduksi pada saat sepi, dan persediaan tersebut digunakan pada saat
permintaan ramai. Biaya persediaan mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan,
serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi yang tidak memenuhi permintaan,
akan menyebabkan biaya sebagai akibat pembatalan pesanan dan ketidakpuasan
pelanggan (Kusuma, 1999).
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production
Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan
meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai
apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying
cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal
akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC)
minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi
dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan
produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai
tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.
Selama
produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.
Selama
berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic Production Quantity (EPQ)
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan
volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai
kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya
permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut
Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic
Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya
volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan
dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal
hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2.
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya
penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan
biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul
karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini
terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga
kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan
sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per
periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya
yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat
persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat
persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan
(Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan
produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya
penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Pengertian, Ciri-Ciri Pasar Oligopoli
Oligopoli berasal dari kata olio yang berarti beberapa, dan kata poli yang berarti penjual. Secara sederhana Oligopoli adalah pasar yang terdiri dari beberapa penjual.Dalam ilmu ekonomi, Pasar oligopoli didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual yang menguasai penawaran. Biasanya terdiri dari dua sampai 10 penjual. Penguasaan penawaran dalam pasar oligopoli dapat dilakukan secara independen atau sendiri-sendiri ataupun secara diam-diam bekerja sama.
Ciri keterkaitan yang khas pada pasar oligopoli adalah kebijakan penurunan harga barang oleh suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lannnya. Hal ini tidak terjadi ketika perusahaan lainnya menaikkan harga barannya.
Tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijakan sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan dari suatu perusahaan akan segera direspon oleh perusahaan lainnya. Setiap Perusahaan yang ada dalam pasar oligopoli berkeyakinan bahwa kebijakan dari suatu perusahaan akan mempengaruhi penjualan dan keuntungan perusahaan lainnya.
Contoh pasar oligopoli antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja, industri rokok, dan industri sabun mandi. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak dijumpai karena didukung oleh teknologi yang sangat modern. Teknologi modern akan memberikan efisiensi yang sangat optimum ketika jumlah produksi mencapai jumlah yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan jumlah perusahaan yang terlibat dalam pasar oligopoli menjadi sangat sedikit.
Ciri-Ciri Pasar Oligopoli
Ciri-ciri pasar oligopoli di antaranya adalah sebagai berikut.- Perusahaan menghasilkan barang standar dan barang dengan jenis/corak beragam. Industri dengan barang yang berstandar merupakan industry yang menghasilkan bahan baku seperti produsen bensin, industry baja, semen, industri kimia, dan industry penghasil bahan bagunan. Selain itu beberapa perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda-beda seperti pada industry otomotif, industry sabun, industry telephon selular dan industry elektronik lainnya.
- Promosi melalui iklan secara terus-menerus. Perusahaan dalam pasar oligopoly yang menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda harus melakukan promosi untuk mengenalkan produknya pada pembeli. Perusahaan harus mengalokasikan dana cukup besar untuk Biaya promosi atau iklan ini. Tujuan promosi ini adalah untuk menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Untuk perusahaan penghasil barang standar, biaya iklan relative lebih kecil dan pomosi bertujuan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
- Hanya terdapat sedikit penjual, biasanya antara tiga sampai dengan sepuluh yang menjual produk substitusi. Pasar oligopoli mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang atau cross elasticity of demand yang relatif tinggi.
- Pada pasar oligopoli terdapat rintangan yang menyebabkan perusahaan lain sulit memasukinya. Hal ini karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.
- Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain. kekuatan harga tergantung pada cara harga itu ditentukan. Jika harga bukan merupakan kesepakatan, maka kekuatan harga menjadi lemah. Ketika suatu perusahaan menurunkan harga, maka peusahaan lain akan cenderung melakukan penurunan harga pula. Ketika harga dibuat dengan cara kesepakatan antara perusaaan yang ada dalam pasar oligopoli, maka harga cenderung lebih kuat, tidak mudah untuk diturunkan oleh suatu perusahaan.
Pasar Persaingan Sempurna, Perfect Competition Market
Penegertian Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan salah satu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual, namun demikian pembeli dan penjual secara individual atau perseorangan tidak dapat memengaruhi harga pasar. Pada pasar ini harga yang terbentuk merupakan cerminan dari keinginan penjual dan pembeli secara keseluruhan atau bersama-sama.Pasar persaingan sempurna diklaim sebagai bentuk pasar yang paling ideal. Hal ini didasari oleh argumen bahwa pasar ini mampu menjamin terjadinya kegiatan produksi dengan sangat efisien. Walaupun dalam kenyataannya hampir tidak ada satu pun pasar yang bisa memenuhi seluruh sifat dari pasar persaingan sempurna.
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki mobilitas sempurna dari sumber daya dan didukung oleh pengetahuan yang sempurna dari pembeli maupun penjual. Dengan demikian kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak secara bebas. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain adalah bursa efek atau pasar modal atau pasar uang.
Karakteristik Atau Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Beberapa ciri dari pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut:a. Jumlah Pembeli dan Penjual Relatif Banyak
Karena jumlah penjual dan pembeli sangat banyak maka masing-masing pembeli dan penjual secara individual atau perseorangan tidak akan mampu memengaruhi harga pasar.
b. Barang dan Jasa yang Diperjualbelikan BersifatHomogen
Bersifat homogen berarti barang dan jasa yang diperjualbelikan memiliki ciri dan kualitas yang sama. Konsumen beranggapan bahwa antara barang dan jasa satu dengan yang lain tidak memiliki perbedaan.
c. Pembeli dan Penjual Mengetahui Keadaan Pasar dengan Sempurna
Pembeli dan penjual sama-sama mengetahui keadaan, kualitas dan harga barang maupun jasa yang akan ditransaksikan.
d. Pembeli dan Penjual Bebas Keluar Masuk Pasar
Pasar persaingan sempurna memberikan kebebasan bagi penjual untuk berdagang dan pembeli untuk berbelanja. Dengan kata lain, siapa pun bebas keluar masuk pasar.
e. Faktor-Faktor Produksi Bebas Bergerak
Dalam pasar ini, faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan pengusaha dapat bebas bergerak ke mana pun tanpa ada halangan.
f. Tidak Ada Campur Tangan Pemerintah
Pemerintah tidak turut campur dalam menentukan harga atau memberikan fasilitas khusus bagi produsen tertentu. Dengan demikian, mekanisme yang terjadi dalam pasar ini benar-benar bebas dari campur tangan pemerintah.
Konsekuensi dari ciri-ciri tersebut menyebabkan seorang produsen tidak dapat mengubah harga pasar yang berlaku. Di sini, seorang produsen hanya sebagai pengambil harga atau price take. Dalam jangka pendek produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna dapat menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal atau MR sama dengan biaya marjinal atau MC dan juga sama dengan harga outputnya.
Pustaka:
- Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
- Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
- I. Pengertian
- 1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP)
Jika net factor income tersebut diberi notasi n maka
GDP – n = GNP atau GNP + n = GDP
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL
A. Pengertian perhitungan pendapatan
nasional
Pendapatan nasional adalah salah
satu variable penting dalam pembahasan ekonomi makro.
Variabel ini umum digunakan sebagai
indikator tingkat tingkat kemakmuran masyarakat sebuah perekonomian, kinerja
sebuah perekonomian dari waktu ke waktu, melihat struktur perekonomia suatu
Negara, membandingkan perekonomian Negara satu dengan perekonomian Negara lain,
dan sebagainya. Dalam lingkup lain (skala daerah ) variable ini dinamakan
pendapatan regional, yang manfaatnya menyerupai pendapatan nasional.
Istilah pendapatan nasional
merupakan terjemahan dari national income atau lengkapnya National income
account. Pendapatan nasional tidak hanya menghitung pendpatan secara nasional
saja, tetappi juga menghitung pengeluaran secara nasional bahkan produksi
barang dan jasa secara nasional. Perhitungan tersebut dilakukan secara
periodic,biasanya dalam satuan waktu tahunan atau quartalan. Karena pendapatan
nasional dapat berarti seluruh pendapatan, seluruh pengeluaran, atau seluruh
produksi barang dan jasa, maka perhitungannya dpat dilakukan berdasarkan tiga jenis
kegiatan ekonomi tersebut.antara lain pendekatan pendapatan atau income
approach , pendekatan pengeluaran atau expenditure approach dan pendekatan
produksi atau production approach. Ketika pendekatan tersebut akan menghasilkan
nilai yang sama besarnya.
1. Pendekatan pendapatan (income
approach)
Perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pendapatan adalah menjumlahkan seluruh pendapatan atau
penghasilan pelaku ekonomi dalam suatau Negara pada periode tertentu. Untuk
memudahkan perhitungan maka, penerima pendapatan dikelompokkan
berdasarkan jenis fktor produksi yang dimilikinya.
Terdapat empat macam pemilik faktor
produksi yaitu:
a. Pemilik faktor produksi tenaga
kerja memiliki pendapatan berupa upah ( wedges)
b. Pemilik faktor produksi tanah
memiliki pendapatan berupa sewa (rent)
c. Pemilik faktor produksi modal
memiliki pendapatan berupa bunga (interest)
d. Wiraswastawan (entrepreneur)
memiliki pendapatan berupa laba (profit)
Secara sistematis dapat dituliskan
sebagai berikut :
Y
= Yw + Yr + Yi + Yp
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Yw = Pendapatan berupa upah
Yr = Pendapatan berup sewa
Yi = Pendapatan berupa bunga
Yp = Pendapatan berupa laba atau
profit
Jika pelaku ekonomi yang dihitung
tersebut didasarkan atas wilayah tempat mereka melakukan kegiatan ekonomi maka
pendapatannya disebut pendapatan domestic bruto (gross domestic / GDI ) GDI
menghitung pendapatan selaku seluruh pelaku ekonomi di wilayah Negara
GDI menghitung pendapatan seluruh
pelaku ekonomi diwilayah Negara tanpa membedakan kewarganegaraan pelaku
tersebut jika yang dihitung adalah pendapatan seluruh warga Negara diwilayah
Negara tersebut dan yang berada di Negara lain, tanpa memasukkan pendapatan
warga Negara asing di wilayah Negara tersebut maka disebut pendapatan
nasionalbruto. Sebutan bruto digunakan apabila belum dikurangi dengan
penyusutan barang modal. Jika telah dikurangi maka sebutan bruto berubah
menjadi netto. GNI yang telah dikurangi dengan penyusutan disebut pendapatan
nasional atau national income (NI)
2. Pendekatan Pengeluaran
(Expenditure Approach )
Pendekatan pengeluaran adalah
menjumlahkan seluruh pengeluaran atau belanja pelaku ekonomi dalam suatu Negara
selama periode tertentu untuk memudahkan perhitungan maka pelaku
pengeluaran dalam pereko nomian dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kelompok rumah tangga
perseorangan mempunyai pengeluaran dalam bentuk pengeluaran konsumsi
perseorangan dan rumah tangga (personal consumption expenditure). Pengeluaran
ini meliputi konsumsi untuk barang-barang tahan lama dan yang tidak tahan lama.
b. Kelompok perusahaan mempunyai
pengeluaran dalam bentuk pengeluaran investasi domestik bruto (gross private
domestic investment). Pengeluaran ini terdiri atas investasi untuk
bangunan-bangunan baru, alat- alat produksi yang tahan lama, serta persediaan
barang-barang oleh perusahaan.
c. Pemerintah mempunyai pengeluaran
dalam bentuk konsumsi pemerintah (government purchases of goods and services).
Pengeluaran ini terdiri atas pengeluaran pemerintah pusat dan daerah.
d. Sektor luar negeri
mempunyai penerimaan berupa ekspor dan pengeluaran berupa impor. Selisih
ekspor dengan impor merupakan net ekspor.
Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut ;
Y
= C + I + G + (X-M)
Keterangan : Y = pendapatan nasional
C = pengeluaran konsumsi
perseorangan dan rumah tangga
I = pengeluaran investasi domestic
bruto
G = pengeluaran konsumsi pemerintah
X = penerimaan dari ekspor
M = pengeluaran dari impor
3. Pendekatan produksi (production
approach)
Pendekatan produksi adalah menjumlahkan
seluruh nilai produk akhir barang dan jasa (final goods and services), dalam
suatu Negara selama periode tertentu.
Pendekatan produksi digunakan untuk
menentukan besarnya pendapatan Nasional dengan cara menjumlahkan nilai produksi
yang dihasilkan oleh sector-sektor produktif. Untuk Indonesia sector
produktif terdiri atas 9 atau bisa juga 11 lapangan usaha atau yang digunakan
oleh BPS Indonesia yang meliputi :
a. Pertanian/ Agriculture
b. Pertambangan dan Penggalian /
MInning and Quarrying
c. Industri pengolahan /
Manufacturing Industries
d. Listrik, gas, dan air bersih /
Electric, gas and Water supply
e. Bangunan / Contruction
f. Perdagangan Restoran dan hotel /
trade, Restaurant and hotel
g. Pengangkutan dan komunikasi /
Transportation and communication
h. Keuangan, Persewaan Bangunan dan
jasa perusahaan / Finance, Rent of Building, and Bussiness service
i. Jasa-jasa / Service
Secara matematis pendapatan nasional
ini dituliskan sebagai berikut :
N
Y
= ∑ Qi Pi
I
=1
Keterangan : Y = pendapatan nasional
Qi = jumlah barang dan jasa
Pi = harga per unit barang dan jasa
Untuk menghindari terjadinya
perhitungan ganda dalam metode ini maka yang dilakukan adalah hanya
menjumlahkan nilai tambah dari masing – masing sector produksi tersebut /
menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi tersebut.
Contoh menghitung nilai tambah bruto
adalah sebagai berikut ( harga bersih ) :
Ø Tebu / 2,5 kg dijual Rp. 2500
Ø 2,5 kg diolah menjadi gula / kg
dijual Rp. 4000
Ø Gula / kg diolah menjadi gulali
dijual Rp. 6000
Berdasarkan informasi tersebut maka
besarnya nilai tambah bruto dari kegiatan menjual sejak tebu menjadi gulali
adalah :
Rp . 2500 + ( Rp. 4000 – Rp . 2500)
+ ( Rp . 6000 – Rp . 4000 )
= Rp . 2500 + Rp . 1500 + Rp . 2000
= Rp . 6000 .
Perhatikan bahwa nilai ini sama
dengan nilai gulali . inilah yang dimaksud dengan nilai tambah bruto dari suatu
produk.
PDB (Produk Domestik Bruto ) = Hasil
perhitungan dengan menggunakan pendekatan produksi
PDB mencakup barang dan jasa yang
sedang diproduksi. PDB tidak temasuk transaksi yang melibatkan barang barang
yang diproduksi pada masa lalu.
PDB mengukur nilai produksi di dalam
batas batas wilayah geografis suatu Negara.
PDB mengukur nilai produksi yang
dilakukan dalam rentang waktu tertentu.
B. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Manfaat dari mengetahui besaran
pendapatan nasional suatu Negara sebagai berikut :
1. Dengan mengetahui besarnya
pendapatan nasional setiap periodenya maka akan dapat diketahui potensi sumber
daya suatu Negara (bila dalam skala daerah disebut pendapatan regional )
2. Berdasarkan pendapatan nasional
atau regional dapat diketahui kekuatan atau kemampuan ekonomi suatu Negara atau
daerah
3. Berdasarkan pendapatan nasional
atau regional akan dapat diketahui besarnya produktifitas masyarakat suatu
Negara
4. Dengan diketahuinya pendapatan
nasional atau regional dapat ditentukan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi
suatu Negara atau daerah
5. Dengan diketahui pendapatan
nasional atau regional dapat dijadikan acuan bagi perencanaan pembangunan
nasional berikutnya
6. Berdasarkan pendapatan nasional
pemerintah dapat membuat skema program pinjaman luar negri berjangka panjang
dan rendah bunga atau soft loan .
7. Dan lain lain.
SUMBER :
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html
https://murnywantis.wordpress.com/2013/07/03/ringkasan-materi-pendapatan-nasional/